Aku heran dengan sebagian bangsa ini, selalu saja memiliki pandangan negatif terhadap saudara kita malaysia. Okelah kalian boleh memberi berbagai alasan bahwa malaysia telah mengklaim apa yang kita punya. Namun coba lihat apa yang sebenarnya terjadi.
Kasus pertama yang dijadikan alasan mengapa kita membenci malaysia yaitu klaim malaysia atas budaya indonesia, misalkan saja reog yang (katanya) diklaim sebagai milik malaysia. Sebelumnya coba kita lihat darimana asal sebagian penduduk malaysia. Ya ternyata banyak warga negara malaysia yang berasal dari suku jawa dan bugis, bahkan perdana menteri malaysia berdarah bugis yang aslinya terdapat di sulawesi selatan. Kemudian coba kita definisikan arti kata klaim. Sebenarnya klaim adalah mengakui dan mematenkan sesuatu bahwa itu miliknya sendiri. Kalau kita benar benar cermati malaysia tidak pernah meng klaim atau mematenkan sesuatu dari kita. Mereka yang memainkan reog ponoroga adalah keturunan jawa yang ingin melestarikan budaya nenek moyangnya yang berasal dari tanah jawa. Jadi apa kita masih berpikir mereka mencuri reog?
Bagaimana dengan batik? Jangan salah, batik tidak hanya ada di indonesia tetapi tersebar di beberapa wilayah asia tenggara bahkan negara di afrika ada yang memiliki batik sebagai khasanah budayanya. Kenapa kita masih marah ketika malaysia memiliki batik? Sebenarnya batik di tiap daerah memiliki motif dan corak yang berbeda. Namun salah satu lembaga internasional menyatakan batik terbaik adalah batik jawa yang berasal dari indonesia. Mengapa kita tersinggung dengan batik malaysia? Bukankah seharusnya kita yang berbangga hati bahwa batik kita diakui dunia?
Lain halnya dengan kasus ambalat ataupun sipadan dan legitan. Apa pulau pulau itu milik indonesia? Coba tanyakan pada mahkamah internasional PBB. Mereka menyatakan bahwa pulau pulau itu milik malaysia, bukan indonesia. Jadi sebenarnya siapa yang mencoba merebut pulau itu?
Banyak kasus tki yang disiksa majikannya di malaysia. Tahukah kamu berapa jumlah tki di malaysia? Presiden SBY mengatakan pada awal september 2010 jumlah tki di malaysia mencapai dua juta orang. Dari jumlah itu sebagian besarnya adalah ilegal atau tudak resmi. Saudaraku yang WN malaysia pernah mengatakan bahwa banyak diantara tki yang ilegal itu berbuat kriminal, mulai dari copet ataupun kasus penipuan. Jadi wajar saja banyak majikan mereka yang berlaku keras. Jika ada aksi maka terjadi reaksi, begitulah keadaan tki kita disana. Ironis!
Kita mungkin belum merasakan bagaimana hidup di perbatasan. Ada pamanku yang tinggal di nunukan, kalimantan timur. Dia bercerita bahwa orang orang di nunukan lebih memilih menjual hasil pekerjaan mereka ke tawau di malaysia dibandingkan ke tarakan atau bontang yang notabene adalah salahsatu kota terdekat yang berada di provinsi itu. Bahkan ada yang rela bepergian jauh ke sandakan di bagian sabah untuk pekerjaan mereka daripada di indonesia sendiri. Mereka menyatakan bahwa pekerjaan mereka masih kurang dihargai di negara sendiri dibandingkan negara tetangga. Wajarlah kalau mereka seperti itu. Namun jangan tanyakan nasionalis mereka. Justru orang orang di perbatasan lebih berjiwa nasionalis dibandingkan sebagian dari kita yang bukan tinggal disana
Masihkah kita membenci malaysia? Kita adalah negara yang serumpun, harusnya malu dengan negara lain jika kita terus saling membenci. Sudah seharusnya kita bersatu untuk maju. Memajukan rumpun melayu. Kita akan merasa bangga jika saudara kita meraih sukses, jadi marilah kita jaga persaudaraan rumpun melayu. Pasti kita tidak mau kan iri dengan kesuksesan tetangga? Jayalah melayu!
0 komentar:
Posting Komentar