Jumat, 18 Maret 2011

Bermimpilah! Maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu..

Aku akan bersungguh sungguh untuk mewujudkan mimpi; Menginjakkan kaki pada daratan dengan 4 musim. Dulu akuu pernah mengajukan diri untuk mengikuti program pertukaran ke luar negeri. Usaha keras pun aku mulai sejak hari pertama pendaftaran. Aku pelajari semua bahan materi yang mungkin akan aku butuhkan dalam seleksi ini.

Hari pengumuman! Peserta diminta datang ke sekretariat panitia untuk melihat hasil seleksi. Ku jamah satu persatu nama yang ditempelkan pada papan besar di salah satu sudut ruangan. Tak ada namaku. Tiga kali kuulangi pencarian itu. Tetap saja, tak berubah dan tidak bisa memunculkan namaku disana. Ya, aku belum berhasil lolos ke tahap selanjutnya.


Sekarang, dua tahun setelahnya dihadapanku terhampar ribuan tangkai bunga tulip. Ya saat ini sedang musim semi, dimana bunga khas negeri oranje ini sedang mekar. Semilir angin sejuk sisa musim dingin lalu masih membuatku menggigil. Suhu disini bertolak belakang dengan Jakarta 6 bulan lalu, saat aku masih bersabar untuk mengejar impianku dan melajukan cita citaku.


Narasiku diatas menggambarkan bahwa untuk menggapai mimpi dan kesuksesan tidak hanya butuh kerja keras. Namun diperlukan juga kesabaran untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita tak hanya butuh usaha keras untuk membuat mimpi jadi nyata. Kesabaran adalah satu yang tidak bisa kita tinggalkan setelah doa dan usaha. Terkadang kita perlu melebihkan usaha dibanding apa yang orang lain usahakan untuk mencapai yang kita inginkan. Impian bukanlah tujuan, yang paling penting adalah bagaimana kita memetik pelajaran dari usaha yang kita lakukan untuk mencapai mimpi tersebut.


Bermimpilah, maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu..




Berikut ini adalah kutipan dari buku 'ranah3warna':


"Hidupku selama ini membuat aku insaf untuk menjinakkan badai hidup. Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan, tapi ada jarak. Jarak ini bisa hanya 1cm, tapi bisa juga ribuan km. Jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik, tapi bisa juga puluhan tahun. Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung. Sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan adalah hasil kerja keras, doa dan sabar yang berlebih-lebih."

1 komentar: