"kau sejuk seperti titik embun membasahi daun jambu di pinggir kali yang bening"
kalo bukan ebiet yang bikin kalimat diatas mungkin orang awam jaman sekarang banyak yang mengejek "halah gombal banget bahasa lo". padahal dalam sastra permainan kata kata penting banget buat membawa pesan yang mau disampaikan sama si penulis.
Untuk sebagian orang, bahasa ga lebih hanya sebagai alat komunikasi saja. Padahal dalam bahasa itu terkandung nilai seni mempengaruhi orang lain. Caranya? Ya seperti yang udah disampaikan tadi, kita bisa mempengaruhi orang lain melalui pesan yang terdapat dalam gaya bahasa. Lingkup bahasa dan sastra juga sepertinya kurang diminati banyak kalangan muda sekarang. Contohnya waktu gw masih SMA ada 2 ekstrakurikuler bahasa, inggris sama jepang. Tapi peminatnya relatif sedikit dibanding yang lainnya. Apa mereka ga butuh bahasa? Yakin ga sama kemampuan bahasa kalian? Gw sendiri pun masih belum yakin sama kemampuan berbahasa indonesia sendiri, padahal hampir tiap hari menggunakannya. Apa kita cuma butuh bahasa indonesia saja? Tentunya enggak kan?
Suatu saat, entah nanti di lingkungan kerja atau dimanapun pasti kita membutuhkan bahasa lain. Misalkan yang paling populer bahasa inggris. Banyak anak sekolah yang tidak suka dengan pelajaran bahasa inggris, mereka punya anggapan kalo bahasa inggris tuh susah. Ya gimana ga susah kalo ga mau belajar. Sebagian dari mereka memang banyak yang ikut kursus bahasa inggris, tapi coba pas ketemu orang asing trus diajak ngobrol, mereka masih kurang fasih atau terbata bata. Itu karena mereka kursus bahasa cuma teori tapi minim prakteknya. Cobalah untuk sekali kali ngobrol pake bahasa asing dengan teman kita untuk melengkapi kemampuan berbahasa kita.
Cukup buat bahasa asing, sekarang gw mau membahas seni berbahasa atau sastra. Banyak pembaca novel yang larut dalam alur cerita yang dibacanya, malah sebagian ada yang menangis kalau memang jalan cerita dibuat sedemikian sedih. Itu terjadi karena penulis memilih gaya bahasa yang dibuat sekreatif mungkin untuk mempengaruhi pembaca agar ikut terbawa dalam cerita didalam novel tersebut. Coba cermati tulisan berikut:
"Pesawat twin otter itu terhuyung. Tubuh kecilnya bagai capung yang terbang diatas gundukan cadas kehijauan raksasa. Puncak-puncak pegunungan, benteng alam yang melindungi bumi papua dari keserakahan global, julang-menjulang hendak mencium moncong pesawat kecil itu. Nun dibawah sana, bermukim manusia yang masih berpikir bahwa mencintai dan mendiami bumi sudah cukup tanpa harus menguasainya."
Apa yang didapatkan dari kalimat kalimat diatas? Penulis cuma mau mendeskripsikan bahwa sebuah pesawat sedang terbang diatas pulau papua. Tapi disini terdapat seni, yaitu seni mempengaruhi orang lain. Kita diajak untuk membayangkan bagaimana keadaan saat itu bahwa pesawat itu terbang diatas hutan dan pegunungan. "Nun dibawah sana" Kita diajak aktif seolah olah ikut terbawa alur cerita bahwa pembaca sedang berada dalam pesawat itu. Ya begitulah kira kira cara penulis mempengaruhi pembacanya.
*Pelajarilah berbagai bahasa
*Jadikanlah bahasa sebagai seni
*Dengan seni berbahasa kita bisa memotivasi diri untuk jadi lebih baik
kalo bukan ebiet yang bikin kalimat diatas mungkin orang awam jaman sekarang banyak yang mengejek "halah gombal banget bahasa lo". padahal dalam sastra permainan kata kata penting banget buat membawa pesan yang mau disampaikan sama si penulis.
Untuk sebagian orang, bahasa ga lebih hanya sebagai alat komunikasi saja. Padahal dalam bahasa itu terkandung nilai seni mempengaruhi orang lain. Caranya? Ya seperti yang udah disampaikan tadi, kita bisa mempengaruhi orang lain melalui pesan yang terdapat dalam gaya bahasa. Lingkup bahasa dan sastra juga sepertinya kurang diminati banyak kalangan muda sekarang. Contohnya waktu gw masih SMA ada 2 ekstrakurikuler bahasa, inggris sama jepang. Tapi peminatnya relatif sedikit dibanding yang lainnya. Apa mereka ga butuh bahasa? Yakin ga sama kemampuan bahasa kalian? Gw sendiri pun masih belum yakin sama kemampuan berbahasa indonesia sendiri, padahal hampir tiap hari menggunakannya. Apa kita cuma butuh bahasa indonesia saja? Tentunya enggak kan?
Suatu saat, entah nanti di lingkungan kerja atau dimanapun pasti kita membutuhkan bahasa lain. Misalkan yang paling populer bahasa inggris. Banyak anak sekolah yang tidak suka dengan pelajaran bahasa inggris, mereka punya anggapan kalo bahasa inggris tuh susah. Ya gimana ga susah kalo ga mau belajar. Sebagian dari mereka memang banyak yang ikut kursus bahasa inggris, tapi coba pas ketemu orang asing trus diajak ngobrol, mereka masih kurang fasih atau terbata bata. Itu karena mereka kursus bahasa cuma teori tapi minim prakteknya. Cobalah untuk sekali kali ngobrol pake bahasa asing dengan teman kita untuk melengkapi kemampuan berbahasa kita.
Cukup buat bahasa asing, sekarang gw mau membahas seni berbahasa atau sastra. Banyak pembaca novel yang larut dalam alur cerita yang dibacanya, malah sebagian ada yang menangis kalau memang jalan cerita dibuat sedemikian sedih. Itu terjadi karena penulis memilih gaya bahasa yang dibuat sekreatif mungkin untuk mempengaruhi pembaca agar ikut terbawa dalam cerita didalam novel tersebut. Coba cermati tulisan berikut:
"Pesawat twin otter itu terhuyung. Tubuh kecilnya bagai capung yang terbang diatas gundukan cadas kehijauan raksasa. Puncak-puncak pegunungan, benteng alam yang melindungi bumi papua dari keserakahan global, julang-menjulang hendak mencium moncong pesawat kecil itu. Nun dibawah sana, bermukim manusia yang masih berpikir bahwa mencintai dan mendiami bumi sudah cukup tanpa harus menguasainya."
Apa yang didapatkan dari kalimat kalimat diatas? Penulis cuma mau mendeskripsikan bahwa sebuah pesawat sedang terbang diatas pulau papua. Tapi disini terdapat seni, yaitu seni mempengaruhi orang lain. Kita diajak untuk membayangkan bagaimana keadaan saat itu bahwa pesawat itu terbang diatas hutan dan pegunungan. "Nun dibawah sana" Kita diajak aktif seolah olah ikut terbawa alur cerita bahwa pembaca sedang berada dalam pesawat itu. Ya begitulah kira kira cara penulis mempengaruhi pembacanya.
*Pelajarilah berbagai bahasa
*Jadikanlah bahasa sebagai seni
*Dengan seni berbahasa kita bisa memotivasi diri untuk jadi lebih baik